Archive for April 2014

Mengatasi Kecanduan Facebook

Sebagai salah satu media sosial yang paling digemari, Facebook sukses mempertemukan banyak orang di dalamnya. Mulai dari persahabatan hingga cinta terjalin di jejaring sosial ini. Penelitian yang dilakukan oleh Pew Research Center di Amerika pada tahun 2011, mengungkap bahwa Facebook mampu mencetak nilai lebih tinggi dalam persahabatan dan dukungan emosional.
Tidak hanya itu, lebih dari sepuluh persen orang di seluruh dunia adalah "warga negara" Facebook.
Sayangnya, Facebook tidak hanya memberikan pengaruh baik. Berbagai kejahatan dan pengaruh buruk pun muncul di jejaring sosial ini. Karena itu, pengguna diharapkan bisa lebih bijak dalam menggunakan Facebook.

Dilansir Huffington Post berikut pedoman untuk menjalin hubungan yang sehat di Facebook.

Tidak menguntit
Seorang psikolog media, Robert Simmermon, Ph.D mengatakan, internet bersama dengan ponsel pintar atau komputer, memberikan semua alat yang dibutuhkan untuk mencari informasi sosial orang lain. Dan dorongan untuk mengintip atau sekedar melihat informasi tersebut adalah hal yang alami.
Dalam psikologi sosial, itu disebut dengan Hukum Instrumen. Sebuah penelitian di Jerman pada tahun 2013 mengungkap bahwa 584 orang menunjukkan, mereka yang menggunakan Facebook hanya untuk menelusuri, bukan untuk berkomunikasi, berisiko memiliki penyakit emosional. Karena itu, berhenti menguntit media sosial orang lain. Kecuali jika kita memang membutuhkan informasi untuk menghubungi teman lama.

Ubah FOMO menjadi JOMO
FOMO atau takut ketinggalan informasi adalah akronim yang sering dikutip oleh banyak pengguna media sosial sebagai alasan mereka karena tidak dapat berhenti mengecek Facebook. Biasanya ini dilakukan karena mereka tidak ingin kehilangan momen di saat teman-teman berkumpul dan membuat janji di media sosial itu. Melihat teman-teman berkumpul tanpa mereka, memberikan perasaan gelisah dan sengsara. Mulailah untuk berpikir bahwa sendiri tak selamanya buruk dan bersiaplah untuk akronim ini, JOMO (Joy of Missing Out) atau sukacita kehilangan. Menurut Danny Penman, Ph.D, mengecek media sosial setiap hari hanya akan membuatnya mengambil alih hidup Anda dan meninggalkan Anda dalam keadaan yang emosional.

Lakukan komunikasi yang sebenarnya
Facebook memang berperan untuk mempertemukan teman-teman lama atau keluarga yang terpisah oleh jarak. Tapi bukan sebagai satu-satunya tempat untuk berkomunikasi. Mantan pengguna Facebook, Lauren Perry mengatakan bahwa sebaiknya Facebook digunakan hanya sebagai sebuah perantara. Ia menyarankan untuk mulai bertukar nomor telepon atau email pribadi melalui Facebook dan lakukan komunikasi yang sebenarnya.

Tidak bersaing memiliki banyak teman
Banyak orang yang merasa bangga saat teman Facebooknya mencapai ribuan orang. Padahal, antropolog dan psikolog Robin Dunbar mengatakan bahwa otak manusia memiliki kapasitas yang terbatas untuk memproses koneksi interpersonal yang diberikan oleh jaringan sosial. Menurutnya, hanya 148 orang yang dapat diterima baik oleh otak.

Tidak terlalu lama memeriksa Facebook
Jika Anda termasuk orang yang terlalu sering mengecek media sosial, termasuk Facebook. Mulailah dengan menentukan jumlah waktu maksimal untuk mengecek media sosial dan patuhi waktu tersebut. Ini akan membantu Anda untuk tidak terlalu fokus dan terkonsentrasi dengan Facebook, hingga meninggalkan dunia nyata.

Sadar akan terjadinya perdebatan
Berbagai status yang diunggah di Facebook akan menimbulkan berbagai komentar dan tanggapan dari banyak orang. Beberapa di antaranya memberikan komentar secara sehat, sedang yang lainnya tidak. Itu sebabnya, pengguna diminta untuk menuliskan hal-hal yang lebih bijak di Facebook. Sebuah penelitian yang dilakukan pada tahun 2009 pernah mengungkap bahwa Facebook merupakan sebuah platform yang efektif untuk melakukan perdebatan.

Facebook bukan refleksi dari dunia nyata
Ini yang harus disadari bahwa semua yang diunggah oleh teman Anda belum tentu menggambarkan kehidupan yang sebenarnya. Media sosial termasuk Facebook digunakan sebagai alat untuk menciptakan perspektif positif mengenai diri sendiri. Bagi banyak orang Facebok adalah bentuk lain dari pelarian untuk mengubah hidup menjadi panggung drama dan hubungan ke dalam rutinitas komedi.
Berhenti gunakan Facebook saat mulai berpikir negatif
Dalam penelitian yang dilakukan di Jerman mengatakan bahwa orang yang secara aktif di media sosial, memiliki kecemburuan, rasa frustasi dan ketidakpuasan terhadap diri sendiri yang jauh lebih tinggi. Jadi sebaiknya jika Anda melihat hal-hal yang menimbulkan emosi negatif, segeralah tutup media sosial Anda dan lakukan hal-hal yang lebih positif.

berikut saya tambahkan beberapa alternatif lain :
Putus Koneksi Internet
Kalau anda memeliki kecenderungan yang sangat sulit untuk mengubah kebiasaan anda untuk selalu mengkhawatitkan akun facebook anda sehingga anda perlu untuk mengecek facebook setiap detik setiap waktu, mungkin tdak ada salahnya untuk mencoba memutuskan koneksi internet anda untuk sementara waktu, dan analisa hal apa saja yang terjadi selama anda memutus koneksi internet, apakah semuanya berjalan normal? tidak ada salahnya mencoba, sesuaikan dengan kemampuaan anda


Beralih ke aktivitas lain yang membuat anda lebih sering tertawa dan bertemu teman
Kenalilah  apakah hobi anda dan kembangkanlah, carilah berbagai macam aktivitas lainnya yang dapat menyibukkan diri anda sehingga anda sampai melupakan sejenak -rutibitas- anda untuk senantiasa mengintip akun facebook anda, bangun komunikasi yang sebenarnya dengan teman anda relasi sanak saudara anda, nikmatilah anugrah hidup yang telah diberikan Tuhan kepada anda.

Keputusan ada ditangan anda, jangan menunda nunda.

referensi : http://life.viva.co.id/news/read/493810-ketahui-cara-bijak-menggunakan-facebook
Kamis, 03 April 2014
Posted by One

Popular Post

follow

Labels

Blog Archive

Laman

Diberdayakan oleh Blogger.

Pengikut

Labels

free counters

- Copyright © Serba Serbi -Metrominimalist- Powered by Blogger - Designed by Johanes Djogan -